Ada Lovelace. Namanya
memang tidak setenar Charles Babage atau Alan Turing, namun ternyata
dialah programer komputer pertama yang layak dikenang oleh para penggila
tekhnologi saat ini.
Bernama lengkap
Augusta Ada King, Countess of Lovelace lahir pada Desember 1815. Ada
adalah anak satu-satunya Lord Byron seorang penyair terkenal masa itu.
Namun Ada sendiri tak pernah mengenal ayahnya sebab pernikahan ayah dan
ibunya sangat singkat. Ibu Alda, Annabella, mendidik Ada untuk lebih
mengandalkan otak kirinya agar tidak mengikuti jejak karir ayahnya. Ada
memang menjadi sangat pandai di bidang matematika sejak usia dini. Tahun
1828 ia pernah mendesain mesin terbang.
Tahun
1843 ia bertemu Charles Babbage dan membantunya menulis program
komputer pertama di dunia bagi meswin ciptaan Babbage, Analitycal Engine
yang merupakan cikal bakal komputer saat ini.
Bagian
penting yang menjadi kontribusi permpuan tersebut adalah menerjemahkan
memoar Luigi menabrea dan menambahkan catatan yang meliputi metide
kalkulasi nomor-nomor Bernoulli pada mesin tersebut. Ada juga telah
menulis sejumlah penjelasan awal mengenai komputer dan software.
Sayangnya ia tak pernah bisa menuntaskan pengembangannya seputar dunia
komputer uty, sebab ia meninggal dalam usia 36 tahun karena kanker dan pendarahan pada 27 November 1852.
Tahun 1843, Ada menulis paper mengenai
pengembangan software komputer, kecerdasan buatan, dan musik komputer.
Pada 1980, Departemen Pertahanan Amerika Serikat memberinya penghormatan
dengan menamakan bahasa pemrograman komputernya “Ada”.
Pertanyaannya
adalah, mengapa nama Ada Lovelace tidak sepopuler Charles Babbage
sebagai inventor komputer awal ? bisa jadi karena memang usianya yang
cukup pendek, sehingga tidak bisa menuntaskan sejumlah temuan dan
penelitiannya. Ada juga yang beranggapan karena isu gender. Seperti kita
tahu bahwa dunia tekhnologi identik dengan jenis kelamin laki-laki,
sehinggga ketika ada kaum Hawa yang berpengaruh maka namanya akan
tenggelam di “lautan” dan didominasi kaum
Adam. Tapi apapun itu alasannya, sejarah membuktikan bahwa kaum
perempuan tak kalah pentingnya di bidnag tekhnologi informasi.
Sejumlah nama perempuan terus menghiasi dunia industri tekhnologi informasi. Sebut saja Charly Fiorina, eks
CEO Hewlett Packard dari tahun 1999 hingga 2005, setelah 20 tahun
bergabung dengan AT & T dan Lucent Technologies. Tak ketinggalan CEO
Yahoo, Carol Bartz yang sebelumnya adalah pimpinan Autodesk. Di
Indonesia, ada nama seperti Shinta Danuwardoyo, CEO Bubu.Com, dan Betti
Alisjahbana yang pernah memimpin IBM di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar